Alkisah pada zaman dahulu raja Iskandar Zulkarnain akan mengajak pasukannya untuk berkunjung kesuatu tempat. Sebelum mereka berangkat sang raja berpesan kepada pasukannya “dalam perjalanan nanti kita akan melewati sebuah sungai, ketika kalian menyeberangi sungai tersebut ambillah apapun yang kalian injak”. Setelah memberikan pengarahan, pasukanpun berangkat.
Matahari terbenam, hari menjadi gelap, sampailah mereka ditepi sungai. Kini pasukan terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama mulai menyeberangi sungai, namun ternyata kelompok pertama ini tidak mengindahkan perintah dari sang raja tadi, mereka hanya sekedar menyeberangi sungai dan yang penting selamat.
Kelompok kedua mulai menyeberangi sungai, mereka mematuhi perintah sang raja untuk mengambil apa yang merka injak disungai, namun kelompok kedua ini hanya mengambil sekedarnya saja hanya untuk mengikuti perintah sang raja.
Lain halnya dengan kelompok yang ketiga, ketika mereka melewati sungai, apapun yang mereka injak diambil dan dimasukkan kedalam tas mereka masing-masing hingga tas mereka berisi penuh dengan benda-benda sungai yang mereka injak.
Semua pasukan telah melewati sungai sang rajapun bertanya kepada para pasukannya “apakah kalian mengetahui yang ada pada dasar sungai tadi?” kemudian para pasukanpun menjawab tidak pada pertanyaan sang raja. Kemudian sang raja berkata “ketahuilah wahai pasukanku bahwa apa yang ada didasar sungai tadi adalah batu-batu permata”.
Para pasukanpun terkejut setelah mengetahui hal tersebut, kelompok pasukan ketiga dengan wajah penuh kebahagiaan karena telah memenuhi tas mereka sedangkan kelompok pasukan kedua dengan wajah datarnya karena mereka menyadari bahwa telah melewatkan kesempatan mendapatkan batu permata sebanyak-banyaknya, namun wajah penuh penyesalan begitu terlihat pada kelompok pertama yang tidak mengindahkan perintah raja dan tidak membawa apapun ditas mereka.
Kisah diatas merefleksikan kehidupan kita didunia ini yang bisa diibaratkan sebagai sungai, terlebih yang sedang kita lewati adalah sungai penuh permata dibulan Ramadhan ini. Diwaktu yang tinggal setengah bulan ini, sudah berapa banyak “batu permata” yang kita kumpulkan? Pertanyaan itu menunjuk kepada diri saya sendiri beserta iringan pertanyaan lanjutan, sudah berapa juz yang kita baca? sudahkah kita meningkatkan amalan sunnah kita? sudahkah kita meningkatkan kualitas sedekah kita?
Kita tidak tahu kapan kita akan kembali kepada Allah, diwaktu yang tinggal sedikit ini marilah kita maksimalkan dalam mengambil “batu permata” dibulan Ramadhan.
Semoga bermanfaat.